Spongebob mungkin tidak asing lagi di telinga kita dan
justru sangat ngetop dan akrab sekali dengan anak-anak kita, adik-adik kita
atau keponakan-keponakan kita. Hampir setiap hari kartun spongebob muncul
dilayar kaca dan malah seperti pepatah tak lengkap di pagi hari dan sore jika
tak menonton spongebob, heeee. Kartun ini adalah film kartun yang diciptakan
oleh bukan orang biasa, sang creator adalah Stephen Hillenburg seorang lulusan dari akademi animasi terkemuka
di amerika sono nah klo mau tau profil singkat coba di cek disini. Dan kalau mau tau lebih lagi all about film kartun ini bisa dilihat di sini
Sebuah penelitian baru-baru ini menyebutkan kalau spongebob
berbahaya untuk ditonton oleh anak dibawah usia 4 tahun, ini karena menurut
sebuah survei, tayangan televisi yang alurnya terlalu meloncat cepat
semacam Spongebob Squarepants dinilai tidak cocok untuk anak usia 4 tahun
ke bawah. Penelitian yang
dipublikasikan di jurnal Pediatrics mengungkap, karakter para tokoh yang
ada di film kartun semacam SpongeBob dianggap kurang realistis untuk anak usia
4 tahun. "Kami menemukan anak-anak yang menonton tayangan SpongeBob
SquarePants mengalami kesulitan dalam kesiapan mereka untuk belajar,"
kata Angeline S Lillard, psikolog dari University of Virginia yang
memimpin penelitian. terutama, katanya, dalam kemampuan mereka untuk berpikir
dan berkonsentrasi.
Angeline S Lillard seperti yang dikutip dari Republika
online mengatakan "Ketika anak-anak menonton tayangan deng memberi
informasi dengan sangat cepat, mereka akan mengalami kesulitan memprosesnya
karena tak biasanya. Dalam tayangan semacam episode SpongeBob, banyak hal yang
terjadi yang tak ada dalam kehidupan nyata," katanya. "Ini membuat
mereka secara mental kelalahan, paling tidak untuk jangka waktu pendek. Survei
ini melibatkan 60 aNAk berusia 4 tahun.
Anak-anak tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing disuruh melakukan
aktivitas yang berlainan dalam waktu sekitar 9 menit. Untuk efeknya belum bias dipastikan rentang
waktunya namun kita harus melakukan tindakan preventif. Angelina juga
menyarankan untuk selalu mendampingi anak ketika menonton.
Memang tidak bisa kita pungkiri exposure dari media televisi khususnya sangat besar, jika kita
tidak benar-benar mem-filter
pesan-pesan yang masuk. Namun ini tidak
etis juga ketika kita harus mengekang dan melarang melihat suatu hasil dari
bentuk ciptaan seseorang. Karya imajinasi dari orang-orang yang berkompeten
dalam hal itu, dan memang ini menjadi tugas besar bagi kita selaku orang tua atau
yang mendampingi anak, adik ataupun keponakan kita, untuk dapat menjadi filter yang mampu menyaring segala
informasi luar sebelum ditransformasikan ke anak-anak kita. Pintar-pintar kita
memilih program atau tayangan apa yang baik bagi buah hati kita,,,semoga
generasi penerus kita dapat menjadi generasi yang benar-benar berbudaya dan
berintelektual…bukankah memang itu yang kita harapkan???

Komentar
Posting Komentar