Pada saat yang bersamaan , ketika sebuah genderang telah ditabuh, mulailah para budak-budak dunia mengais-ngais sebuah pengharapan akan cinta. Ketika Senja naik dengan perlahan biduk-biduk perahu mulai dikayuh mencoba meruntuhkan dinding-dinding kenistaan yang berdiri kokoh. Sejenak mencoba terdiam meratapi akan sebuah perjalanan panjang yang telah dan akan dihadapi di depan, satu persatu bayangan yang melintas perlahan-lahan mulai memudar dan tampak jelas. Ketika hati ingin berteriak, meneriakkan panji-panji yang telah lama ingin dikumandangkan namun apa daya semua seakan-akan luntur oleh sebuah ketidaknyamanan sikap akan penghargaan diri.
Disisi lain kehidupan, kita mencoba untuk tetap berjalan, beriringan mencoba mengikuti irama hidup yang semakin keras menghempaskan segenap hati dan jiwa. Dan Apa yang sebenarnya kita hadapi dan kita inginkan dalam satu titik balik kehidupan ini?? Mungkin semua berteriak untuk mendapatkan kehidupan yang kekal, seolah-olah tidak akan pernah sirna dan rapuh dimakan usia. Namun semua ada deadline waktunya, sekeras apapun perjalanan yang kita lakukan untuk mendapatkan suatu penghargaan yang kekal, semua akan kembali pada poros yang sudah diaturNya.
Secercah sinar yang akan datang di ufuk timur cahaya kehidupan akan menjadi satu pengharapan yang terus menjadi sebuah pijakan untuk dapat menapak setip jengkal kehidupan yang fana ini......
Komentar
Posting Komentar