Allahhuakbar...Allahhuakbar Allahhuakbar..Lailahaillallahhuwaulahuakbar Allahhuakbar Walillah Ilham, Gema Takbir telah berkumandang di setiap sudut kota di wilayah negeri ini walaupun ada sebagian masyarakat muslim kita yang merayakannya besok 31 Agustus sesuai dengan ketetapan pemerintah. Perbedaan yang sering terjadi soal penetapan 1 Ramadhon, 1 Syawal memang sering menjadi perdebatan dan bahkan blow up di mass media pun terkesan meruncingkan permasalahan yang seharusnya tidak menjadi paten yang berujung mendeskritkan suatu klan muslim tertentu. ISLAM hanya satu islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi dan Rasul hingga ke tangan Junjungan Kita Muhammad SAW.
Memang sepeninggal beliau kemudian para kulafaur rasyidin, akan sering terjadi suatu perbedaan-perbedaan paradigma, pandangan namun selagi itu semua berujung pada keyakinan dan akan ridho kepada Allah SWT itu tidak akan jadi suatu masalah yang besar. Hidayat Nur Wahid dalam kutipannya saat menjadi Imam di Masjid Al Azhar hari ini mengatakan "Kalau semua berasal dari upaya maksimal berdasarkan ketentuan Allah dan ketentuan Rasul untuk menghadirkan Idul Fitri, saya rasa ini tidak apa-apa". "Fiqih memang memberi ruang untuk sesuatu yang berbeda, namun semangat kebersamaan ini tetap penting. Kita tidak perlu saling mencaci atas perbedaan ini. Seharusnya, ini malah menguatkan kita. ( kutipan dari )
Kita sering mempersoalkan hal-hal yang kadang bukan menjadi poros utama perhatian kita saat ini. Bangsa kita masih menghadapi kris moral dan kepribadian yang sangat memprihatinkan, selain kasus korupsi yang meluluhlantahkan adab bangsa ini, ketidak tegasan akan kepastian hukum serta kemiskinan yang akan tetap dan tampaknya terus menerus membelenggu negeri ini. Dengan momentum Idul Fitri ini kita harus menjadikannya sebagai langkah yang tepat untuk membenahi segala aspek kehidupan ini, setelah berpuasa 1 bulan kita ditempa kesabaran, keimanan seyogiyanya di hari kemenangan ini kita akan bisa lembali ke fitrah layaknya sang Bayi yang baru lahir ke dunia. Banyak instrumen yang jika benar-benar dimanfaatkan akan sangat berpengaruh untuk bangsa dan negara ini. Contoh kecilnya, pada waktu sholat Ied hari ini di Yogyakarta, sebelum melakukan sholat panitaia biasanya sering memberikan informasi mengenai jumlah zakat fitrah, zakat mal, sadakoh yang masuk ke masjid-masjid. Subhanallah saya mendengar pun cukup kagum ternyata bukan jumlah yang sedikit, jikalau Zakat, infaq dan sadaqah benar-benar di manfaatkan, di distribbusikan dengan tepat kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan bisa kita bayangkan,,,paling tidak dapat mengurangi kemiskinan dan membantu saudara-saudara kita yang masih banyak kekurangan.
Anggap saja hasil zakat, infaq dan sadaqah dari 8 masjid dalam satu wilayah kelurahan senilai Rp 8.000.000.,- tinggal ditambahkan saja dengan akumulasi dari selruh wilayah dalam satu kabupaten atau satu provinsi,,,saya pikir cukup paling tidak untuk memenuhi kuota kebutuhan bagi para fakir yang ada di satu wilayah itu. Namun Kenapa sampai sekarang pun masih ada saja kita lihat ironisnya para saudara-saudara kita apalagi sekarang sudah berdiri lembaga lembaga zakat yang siap menyalurkan zakat itu. Semoga......dengan Idul Fitri ini kita dapat menjadi lebih baik dan menatap masa depan dengan lebih baik,,Amin Allahummaahya Amin....
Memang sepeninggal beliau kemudian para kulafaur rasyidin, akan sering terjadi suatu perbedaan-perbedaan paradigma, pandangan namun selagi itu semua berujung pada keyakinan dan akan ridho kepada Allah SWT itu tidak akan jadi suatu masalah yang besar. Hidayat Nur Wahid dalam kutipannya saat menjadi Imam di Masjid Al Azhar hari ini mengatakan "Kalau semua berasal dari upaya maksimal berdasarkan ketentuan Allah dan ketentuan Rasul untuk menghadirkan Idul Fitri, saya rasa ini tidak apa-apa". "Fiqih memang memberi ruang untuk sesuatu yang berbeda, namun semangat kebersamaan ini tetap penting. Kita tidak perlu saling mencaci atas perbedaan ini. Seharusnya, ini malah menguatkan kita. ( kutipan dari )
Kita sering mempersoalkan hal-hal yang kadang bukan menjadi poros utama perhatian kita saat ini. Bangsa kita masih menghadapi kris moral dan kepribadian yang sangat memprihatinkan, selain kasus korupsi yang meluluhlantahkan adab bangsa ini, ketidak tegasan akan kepastian hukum serta kemiskinan yang akan tetap dan tampaknya terus menerus membelenggu negeri ini. Dengan momentum Idul Fitri ini kita harus menjadikannya sebagai langkah yang tepat untuk membenahi segala aspek kehidupan ini, setelah berpuasa 1 bulan kita ditempa kesabaran, keimanan seyogiyanya di hari kemenangan ini kita akan bisa lembali ke fitrah layaknya sang Bayi yang baru lahir ke dunia. Banyak instrumen yang jika benar-benar dimanfaatkan akan sangat berpengaruh untuk bangsa dan negara ini. Contoh kecilnya, pada waktu sholat Ied hari ini di Yogyakarta, sebelum melakukan sholat panitaia biasanya sering memberikan informasi mengenai jumlah zakat fitrah, zakat mal, sadakoh yang masuk ke masjid-masjid. Subhanallah saya mendengar pun cukup kagum ternyata bukan jumlah yang sedikit, jikalau Zakat, infaq dan sadaqah benar-benar di manfaatkan, di distribbusikan dengan tepat kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan bisa kita bayangkan,,,paling tidak dapat mengurangi kemiskinan dan membantu saudara-saudara kita yang masih banyak kekurangan.
Anggap saja hasil zakat, infaq dan sadaqah dari 8 masjid dalam satu wilayah kelurahan senilai Rp 8.000.000.,- tinggal ditambahkan saja dengan akumulasi dari selruh wilayah dalam satu kabupaten atau satu provinsi,,,saya pikir cukup paling tidak untuk memenuhi kuota kebutuhan bagi para fakir yang ada di satu wilayah itu. Namun Kenapa sampai sekarang pun masih ada saja kita lihat ironisnya para saudara-saudara kita apalagi sekarang sudah berdiri lembaga lembaga zakat yang siap menyalurkan zakat itu. Semoga......dengan Idul Fitri ini kita dapat menjadi lebih baik dan menatap masa depan dengan lebih baik,,Amin Allahummaahya Amin....

Komentar
Posting Komentar